
Disaat beberapa negara di belahan dunia lainnya dengan senang hati menyambut musim dingin bahkan salju, Cape Town pun dengan senang hati menyambut musim panas/ summer. Ya, Cape Town tidak sama musimnya dengan benua Eropa dan lainnya, melainkan memiliki musim yang sama dengan Australia. Akhir tahun adalah awal dari musim panas/ summer dan akan mencapai puncak summer di akhir bulan Januari hingga Februari. Mengakhiri musim dingin memang agak sedikit bikin hati senang karena kita tidak perlu lagi keluar rumah dengan baju berlapis-lapis, jaket, scarf bahkan sepatu boots. Dengan santai dapat keluar rumah dengan kaos dan sendal jepit saja. Tapi jangan lupa harus selalu pakai kaca mata hitam dan sun cream karena panasnya bikin perih ke kulit dan kulit akan mudah terbakar 😦
Hari Minggu kemarin cuaca pun sangat cerah ceria, sangat cocok untuk melakukan aktifitas di luar rumah. Kebetulan si Neng kedatangan tamu dari Indonesia, kita pun segera mencari-cari tempat untuk di kunjungi tetapi yang dekat dengan lokasi kita tinggal. Akhirnya si Neng memberikan ide untuk mengunjungi salah satu area pemukiman warga yang dijadikan tempat wisata.
Berkunjung ke Bo-Kaap
Pemukiman warga tersebut dijadikan tempat wisata karena memiliki nilai sejarah dan keunikan yang sangat cantik. Area ini bernama Bo-Kaap. Bo-Kaap adalah sebuah kawasan berpanorama indah di Cape Town, Afrika Selatan. Dulu kawasan ini disebut sebagai Kawasan Melayu karena banyaknya orang Melayu yang menetap di sini. Bo-Kaap memegang peranan yang cukup penting dalam sejarah Cape Malay di Cape Town.
Museum Bo-Kaap
Museum Bo-Kaap adalah sebuah museum yang berlatar belakang tahun 1760-an, merupakan bangunan tertua di kawasan ini yang masih mempertahankan bentuk aslinya. Museum ini adalah sebagai penanda pengaruh budaya pendatang awal Muslim di sini, yang kebanyakan di antara mereka adalah tukang jahit, tukang kayu, tukang sepatu, dan kuli bangunan. Museum ini berisi perabotan abadke-19 seperti meja makan daun Cape yang gugur, kursi jenis Cape Regency dan sebuah bilik pengantin wanita yang digunakan untuk menyesuaikan pakaian pengantin wanita.
Mesjid Nurul Islam
Dikarenakan banyaknya keturunan orang Melayu disini maka mayoritas masyarakat disini memeluk agama Islam. Di tengah-tengah lokasi pemukiman terdapat salah satu mesjid tertua di Cape Town. Nama mesjidnya ialah Mesjid Nurul Islam. Dibangun pada tahun 1844, pada saat itu dapat menampung kurang lebih 150 orang jemaah dan pada tahun 2001 direnovasi sehingga saat ini dapat menampung kurang lebih 700 orang jemaah.
Sangat cantik bukan? untuk yang ber-agama Muslim sangat cocok untuk berkunjung di hari Jum’at karna akan banyak pedangan kaki lima menjajalkan makanan khas perpaduan India, Malaysia dan Indonesia yang sangat kaya akan rasa rempah-rempah. Hal ini sangat cocok sekali bagi umat pria setelah beribadah sholat Jum’at yang pasti akan berburu cemil-cemilan.
Tetapi kalau hanya ingin mengunjungi saja dan berfoto-foto seperti si Neng sangat cocok untuk berkunjung di akhir pekan. Warga setempat sangat ramah dan dengan senang hati mengijinkan kita berfoto-foto di depan rumahnya bahkan di teras rumahnya 🙂
Dan juga selalu jaga kebersihan dimanapun kita berada ya!!! 🙂
Haturnuhun
Neng Lita
Xx
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Nurul_Islam_Mosque, https://en.wikipedia.org/wiki/Bo-Kaap
mirip banget sama kampung jodipan ya ini. Btw itu neng berfoto berdua siapa? 🙂
LikeLike
Terima kasih sudah selalu menyempatkan waktu buat baca tulisan si Neng ya Mba 🙂
Wahhh iya mirip ya kampungnya 🙂 Cantik hasilnya kalau warganya bisa menjaga & merawat kampungnya…
Ah itu kebetulan ada rekan kerja suami yang tugasnya di Indonesia dateng kesini, jadi pas deh bisa main-main keliling kota 🙂
LikeLiked by 1 person
Cantik yah warna-warni kotanya :’)
Cheers,
Dee – heydeerahma.com
LikeLike
Hi Dee,
Iya betul, cantik sekali dengan warna-warna yang cerah. Ayok sini ber-adventure ke Afrika Selatan 🙂
Salam
LikeLiked by 1 person